photo anigifklll_zps3axosl7h.gif
» » Pendidikan yang Kurang Bermutu di Papua

Pendidikan yang Kurang Bermutu di Papua

Penulis By on Thursday 9 January 2014 | 1 comment

Oleh, Andreas Mikael Yeimo*
Pada masa masa kini, pendidikan di tanah Papua sangat menyedihkan, karena kurangnya tenaga kerja guru, serta fasilitas  tidak lengkap.  Misalnya saja, perpustakaan, lab komputer, lab Kimia, lab Fisika, dan gedung yang lainnya pun, tidak banyak sekolah yang punya.
Hal-hal seperti inilah yang harus dilihat oleh pemerintah, karena guru-guru sekarang sudah tidak peduli untuk mendidik atau mengajar anak sudah tidak ada.
Maka anak-anak yang bersekolah di tanah Papua, akan tertinggal jauh di bandingkan dengan anak -anak yang bersekolah atau mendapatkan pendidikan di luar Papua yang sangat maju.
Mengapa pendidikan di Papua kurang bermutu? Tetapi, pendidikan diluar Papua bermutu atau baik, serta anak-anak didiknya berkembang baik dengan fasilitas yang begitu lengkap?  
Ada beberapa faktor yang menyebabkan sehingga pendidikan khususnya di Papua tidak bermutu. Faktor yang pertama adalah pemerintah telah menurunkan dana berupa uang ke sekolah - sekolah untuk membeli fasilitas sekolah, dan keperluan sekolah.
Tetapi kepala kepala sekolah serta guru-guru korupsi uang tersebut, sehingga uang yang di berikan pemerintah untuk membeli fasilitas dan keperluan di sekolah tersebut tidak ada. Maka pendidikan yang berada khususnya di tanah Papua ini, tidak bermutu karena ulah yang di lakukan oleh guru-guru.
Faktor yang kedua adalah pemerintah telah membayar tenaga kerja guru-guru atau karyawan sekolah berupa gaji PNS.   Tetapi, mereka  tidak peduli dengan tanggung jawab mereka, mengajar, dan  yang mereka utamakan adalah keperluan pribadi mereka.
Faktor yang ketiga adalah mugkin tempat tugas guru jauh dengan tempat tinggalnya, sehingga guru tersebut malas untuk menggajar atau mendidik anak- anak muridnya.
Dari faktor- faktor di atas telah menjadi jelas bahwa pendidikan di tanah Papua tidak berjalan dengan baik, dan lancar sehingga, tidak sesuai dengan program kerja pemerintah daerah maupun program kerja sekolah. Sehingga pendidikan tidak akan maju, dan tidak akan berkembang.
Sedihnya, generasi penerus kita akan tertinggal jauh, dibandingkan dengan generasi generasi diluar Papua yang begitu maju dengan fasilitas yang begitu berkembang.
Peristiwa ini terjadi pada masa-masa sekarang yang berangsur di kota, maupun pelosok pedalaman Papua. Di pedelaman, misalnya di Paniai, Intan Jaya, Puncak Jaya, dan bagian pesisir pantai di Papua. Dan di kota-kota besar misalnya di Nabire, Jayapura, Biak dan bergai daerah di Papua, itu pun fasilitasnya sudah lengkap, tetapi hanya satu -satu sekolah saja yang mereka kelolah sekolah dan muridnya dengan baik , misalnya sekolah swasta  YPPK, dan YPK.
Maka dari itu, penulis sarankan kepada para siswa-siswi,  kita harus memilih sekolah mana yang bisa mencetak para siswa menjadi manusia, di masa depan Papua, dan bisa memimimpin daerah Papua, yang kurang berkembang dalam hal pendidikan ini.
Maka dari itu penulis sarankan kepada guru- guru, yang menjalankan tugasnya secara langsung di lapangan, serta guru-guru yang hanya memakan uang milik pemerintah saja. kita harus menjalankan tugas dengan serius, dan tidak mementingkan kepentinggan pribadi melainkan kita harus mengutamakan kepentingan umum.
Bagaimana kita bisa mencetak seorang anak, sehingga bisa menjadi tahu dalam hal pendidikan yang baik dan bermutu. Supaya pendidikan di Papua ini bisa berjalan sesuai dengan program kerja yang di tetapkan oleh pemerintah daerah, dan program kerja yang di tetapkan oleh sekolah.
Mama dan Bapa, Aku Haus dan Lapar Pedidikan yang Bermutu di Tanah Papua ini.
Mahasiswa Papua di Yogyakarta, tamat tahun 2013 dari SMA YPPK Adhi Luhur, Nabire.

http://majalahselangkah.com/content/pendidikan-yang-kurang-bermutu-di-papua
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya

1 comments:

Anonymous 17 October 2019 at 01:21

Wow..wow..wow...SUDAH PERNAH JADI GURU KAH ?

Sadis sekali kau tuduh para guru dipapua korupsi dan tak peduli !

Woooyy jaga mulut sebelum tahu masalah. Sudahkah kamu bisa apresiasi betapa sulit guru mengajarv di papua. Bahkan ada satu sekolah dia ajar seorang diri.

Jangan cuma pandai menuntut dan memfitnah. Sudahkah kamu berani menuntut parap pejabat papua yg kerjaannya jalan2 ke jakarta? Beranikah kamu? Tunjukkan kalau berani, bukan memfitnah para guru yg sudah kerja setengah mati. Kalau tak punya nurani mereka takkan peduli kamu punya otak mati.

Otak mati jangan dipiara..