photo anigifklll_zps3axosl7h.gif
» » Orang Papua Asli Makin Hilang..?

Orang Papua Asli Makin Hilang..?

Penulis By on Friday 17 March 2017 | No comments

Foto: Ist Orang asli Papua.


Oleh: Andreas M. Yeimo

Papua adalah daerah di ujung timur Indonesia yang selama ini masih menjadi perhatian  publik nasional dan internasional karena situasinya yang jauh dari kesan kondusif dan aman. Dalam kenyataannya, penanganan konflik Papua tidak berubah walaupun rezim telah  beberapa kali berganti. Hal itu bisa dilihat dengan belum adanya perubahan secara jelas terhadap kebijakan pusat setelah 50 tahun lebih integrasi Papua ke Indonesia (1).

Hingga kini penuntasan dugaan pelanggaran HAM di Papua tak kunjung ada titik terang. Sering kita mendengar istilah depopulisasi orang Papua asli. Artinya, sedang terjadi pengurangan atau penyusutan jumlah penduduk orang Papua asli. Orang Papua asli makin berkurang di atas tanahnya sendiri  (2).

Apa sebabnya? Siapa bertanggung jawab? Apa yang perlu dilakukan supaya orang Papua asli berkembang dan memenuhi negerinya, tanah Papua?
Saat ini, orang Papua asli makin berkurang. Bukan hanya berkurang dari segi jumlah, tetapi juga dari segi kualitas hidup yang sangat memprihatinkan. Jim Elmslie dalam bukunya “West Papuan Demographic Transition and The 2010 Indonesia Census” menyebutkan bahwa saat ini orang Papua asli di Papua dan Papua Barat berjumlah 3.612.854 jiwa. Dia membandingkan tahun 1971 orang Papua asli berjumlah 887.000 jiwa. Pada tahun 2000, orang Papua asli berjumlah 1.505.405 jiwa. Berdasarkan data ini, dia menyimpulkan bahwa pertumbuhan orang Papua asli hanya 1,84% per tahun.

Data di atas dianalisis dan diterbitkan tahun 2010 silam. Sekarang sudah tahun 2017. Berapa jumlah orang Papua asli? Belum ada data pasti. Kita semua belum memiliki data valid tentang jumlah orang Papua asli. Bahkan data yang dikemukakan oleh Jim patut diuji kembali. Jangan sampai justru orang Papua lebih sedikit dari yang dipaparkan dalam data tersebut. Kita perlu mengumpulkan, mencermati, dan menganalisis berbagai peristiwa terkait depopulasi orang Papua asli. Hal ini sangat penting, jangan sampai kelak, orang Papua punah di atas tanahnya.

Atas nama keamanan Negara Indonesia, banyak orang Papua yang mati terbunuh. Kita tidak bisa menyangkal bahwa aparat keamanan Indonesia membunuh orang Papua. Contoh paling sederhana adalah peristiwa pembunuhan empat pelajar di Paniai, 8 Desember 2014 silam. Masih terlalu banyak kasus serupa. Kekerasan dan pembunuhan terhadap orang Papua asli atas nama negara Indonesia menjadi salah satu sebab orang Papua asli tidak berkembang.

 Di tengah berbagai permasalahan tersebut, tanah Papua juga dibanjiri oleh orang pendatang. Sejak tahun 1960-an pemerintah Indonesia sudah mengklaim Papua sebagai miliknya sehingga mengirim penduduk luar ke tanah Papua. Pada rezim Orde Baru, saat Soeharto berkuasa, program transmigrasi dilakukan secara masif. Pada era Reformasi ini, seiring kemajuan transportasi dan komunikasi, orang luar berbondong-bondong ke Papua. Setiap hari pelabuhan laut dan bandara udara penuh sesak oleh masuk-keluarnya orang pendatang. (3)

Menyimak realitas orang Papua asli yang makin sedikit ini, kita bertanya, “Siapa bertanggung jawab atas situasi ini?” Apakah pemerintah Provinsi Papua yang harus bertanggung jawab? Apakah Dewan Adat Papua yang harus bertanggung jawab? Atau siapa yang harus bertanggung jawab? Masalah depopulasi orang Papua asli harus menjadi tanggung jawab semua pihak, baik pemerintah Provinsi Papua, pemerintah kabupaten/kota, tokoh-tokoh adat, agama, pemuda dan segenap orang Papua asli dan semua warga masyarakat yang tinggal di tanah Papua. Semua komponen perlu duduk bersama dan membicarakan secara serius terkait pertumbuhan dan perkembangan orang Papua asli.

Kalau semua komponen sudah berjumpa dan berbicara, apa yang perlu dilakukan sebagai gerakan bersama untuk menyelamatkan orang Papua asli dari kepunahan.

Kita berharap melalui proses internalisasi dan rekonsiliasi internal orang Papua asli, dapat dimulai suatu gerakan bersama untuk menyelamatkan orang Papua asli dari kepunahan. Masa depan Papua tetap ada di tangan orang Papua asli. Tidak ada satu pun manusia dari luar yang bisa mengatur orang Papua asli, selain orang Papua asli harus mengatur dirinya sendiri. Untuk bisa mengatur diri, orang Papua harus kembali ke dalam dirinya sendiri, rumah adat, adat dan budaya, bahasa, tanah, air, udara, hutan dan leluhur. Semua harus bersatu untuk mengangkat harkat dan martabat orang Papua asli sekaligus menyelamatkannya dari kepunahan.

Andreas M. Yeimo, Penulis lepas Tinggal di Yogyakrta

Referensi:
(1).https://www.academia.edu/9997852/Studi_Kasus_Pelanggaran_Hak_Asasi_Manusia_di_Papua
(2). http://tabloidjubi.com/m/artikel-1980-tidak-ada-titik-terang-penyelesaian-pelanggaran-ham-papua-di-dalam-negeri.html

(3). http://www.kompasiana.com/petruspitsupardijilung/orang-papua-asli-makin-sedikit-siapa-peduli_56eb611aba9373ff0a24f57e
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya