photo anigifklll_zps3axosl7h.gif
» » Papua dalam Bidikan Kapitalisme I

Papua dalam Bidikan Kapitalisme I

Penulis By on Thursday, 29 January 2015 | No comments





Oleh: Andreas M.Yeimo

Penulis bukan paham isme-isme yang harus menjelaskan secara rinci akan seluk-beluk isme-isme di negara Indonesia lebih khusus Bangsa Papua, tetapi hanya ingin membagi pengalaman dan pengamatan selama ini tentang bagaimana paham isme lebih khusus Kapitalisme mencengkeram bumi Papua. Penulis mendapatkan berbagai macam perbedaan penerapan ekonomi Kapital di Papua. Agar supaya Stakeholder yang mendiami di Papua, bisa membuka mata mengetok pintu hati dan melihat mengakarnya Imperialisme Kapitalisme dan transmigrasi di tanah Papua.

Sebelum menjelaskan lebih lanjut, penulis mengutip beberapa arti kata dalam tulisan ini. Imperialisme adalah: Sebuah kebijakan di mana sebuah negara besar dapat memegang kendali atau pemerintahan atas daerah lain agar negara itu bisa dipelihara atau berkembang [1]. Kapital, adalah: Sistem ekonomi di mana perdagangan, industri dan alat-alat produksi dikendalikan oleh pemilik swasta dengan tujuan membuat keuntungan dalam ekonomi pasar [2]. Urbanisasi adalah: perpindahan penduduk dari desa ke kota [3].

***
Saat ini Papua dijadikan daerah untuk mengeruk kekayaan alam oleh negara Indonesia dan negara-negara adikuasa. Contoh negara yang menerapkan sistem Imperialis di wilayah Papua adalah negara Amerika Serikat.

Dalam perjuangan kapitalis untuk menguasai wilayah Papua, mereka hanya memasifkan kepentingan ekonomi, dampak dari kapital yaitu penandatanganan kontrak kerja PT. Freeport Indonesia antara negara Amerika Serikat dan Indonesia pada tahun 1967.

Dampak dari penandatanganan kontrak karya PT. FI yaitu imperialisme di tanah Papua tidak membawa perubahan dalam bidang ekonomi, sosial, dan politik. Pemerintah Daerah (Pemda) dan pemerintah pusat hanya bisa memberikan kado buat kaum kapitalis untuk menerapkan sistem imperialisme dan membuka ruang bagi perusahaan asing, agar bisa menanam modal dan mengeksploitasi semua kekayaan alam yang terdapat di wilayah Papua.

Eksploitasi sumber daya alam di tanah Papua harus diteliti oleh Pemda setempat, karena setelah melewati beberapa dekade yaitu masa Orde Baru, Orde Lama dan reformasi, bangsa Indonesia sepenuhnya belum bisa menemukan dan mempersatukan seluruh rakyat, (rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke).

Contohnya, dampak akan terasa melalui Transmigrasi, Kapal Putih dari luar Papua datang bersama imigran ilegal untuk menutupi daerah-daerah pemekaran baru. Isme-isme pun datang, adu domba antara antara pesisir dan pegunungan Papua mulai terasa.

Masyarakat Transmigrasi yang datang ke Papua, jika memiliki gelar dan datang untuk membawa perubahan buat masyarakat di wilayah Papua, boleh saja. Tetapi dalam praktek nyata yang datang adalah masyarakat yang buta aksara, buta huruf, pengamen yang dibuang dari pulau Jawa ke Papua. Dampaknya dari masa ke masa tidak ada perubahan baik itu di bidang ekonomi, politik, maupun sosial.

Pemerintah daerah maupun pemerintah pusat merupakan objek utama yang menjadi jembatan kapital menuju wilayah Papua, seperti yang dikutip dalam buku karya Markus Haluk (2013), "Pemerintah memberikan izin sumber daya alam termasuk pertambangan, hutan, perkebunan skala besar, perikanan, minyak, gas dan transmigrasi, secara besar-besaran. Pemerintah berupaya mengejar devisi negara, namun gagal dalam upayanya melindungi hak-hak masyarakat adat Papua."

Otonomi Khusus (Otsus) yang seharusnya hadir menjadi alat untuk menyelesaikan masalah hak-hak dasar orang asli Papua dalam pengelolaan Sumberdaya Alam, ternyata tidak mampu dalam prakteknya untuk menata kembali pengelolaan Sumberdaya Alam Berbasis Masyarakat Adat Papua. Sembilan juta hektar hutan alam (primer) telah diidentifikasi oleh pemerintah, baik provinsi maupun pusat, untuk di konversi menjadi perkebunan skala besar, termasuk perkebunan kelapa sawit. Lalu proyek besar MIFEE (Merauke Integrated Food and Energy Estate).

Proyek ini telah mengkapling 2,2 juta hektar wilayah masyarakat adat disana. Untuk kepentingan proyek ini sebanyak 32 perusahaan menyatakan komitmennya untuk bergabung dan 6 perusahaan telah mendapat izin dari pemerintah pusat. Salah satu dari perusahaan yaitu MEDCO, yang telah menjalankan proyeknya di bidang hutang tanaman industri (HTI). [4]

***
Dahulu masyarakat di wilayah Papua hidup dengan ketersediaan alam, mereka hanya memproduksi bahan yang telah disediakan oleh alam lalu, makan, berpakaian, dan berkebun.

Contoh hasil dari berkebun sebagian masyarakat mengkonsumsi dan sebagian mereka menjual agar pihak konsumen yang lain dapat membeli barang telah di jual, begitupun dengan berpakaian ketika mereka menggunakan pakaian adat seperti di pegunungan tengah Papua, pria mengenakan Koteka dan wanita menggunakan Moge (Suku Mee).

Dengan datangnya Kapitalis dan Kolonialisme, sehingga terjadilah Urbanisasi besar-besaran terhadap masyarakat di wilayah Papua. Urbanisasi bisa terjadi karena ada pemekaran Desa, Kecamatan/Distrik, Kabupaten dan Provinsi di wilayah Papua. Maka dampak bagi masyarakat pribumi mulai mulai nyata dalam praktek hidup keseharian.

Contohnya Suku Mee dahulu masyarakat Paniai tidak beranggapan bahwa engkau berasal dari Deiyai atau Dogiyai, tetapi kita adalah satu yaitu suku Mee. Sekarang dampak pemekaran mulai nyata, tingkat kekerabatan mulai hilang yang dahulunya hidup tanpa perbatasan antara wilayah, sekarang sudah ada perbatasan yang membatasi dari wilayah satu dengan wilayah yang lain.

Dahulunya masyarakat pribumi Papua hidup saling membantu, tidak ada sikap saling iri hari antara sesama manusia di lingkungan sekitar, tetapi ketika kapitalisme penguasa dunia masuk ke Papua membawa alat teknologi yang canggih dan modernisasi di Papua menggeser kerukunan yang telah terbangun bertahun-tahun tersebut dalam sekejap.

Semakin berubah perkembangan zaman dari zaman batu ke zaman modernisasi, semakin berubah pula perkembangan generasi dari satu generasi ke generasi berikutnya, maka semua masyarakat mulai lupa dengan jati diri sebagai manusia berbudaya.

Contohnya, semua masyarakat pribumi Papua  ingin menempati diri di kota karena di kota makanannya siap di beli tanpa kerja, pakaian baru tinggal dibeli dan digunakan, ketika berjalan pun harus menggenakan kendaraan. Semua serba lengkap tinggal di beli yang penting ada uang. Semua milik kaum kapitalisme dan tanpa kita sadari budaya konsumen sedang mengakar.

Barang siapa dengan sengaja maupun dengan tidak sengaja mengonsumsi hasil ekspor barang dari luar negeri berarti orang tersebut masih dijajah oleh negara yang ia sedang mengomsumsi barang tersebut.

Contohnya, kami membeli handphone di toko dan HP tersebut hasil produk dari negara Cina, maka kami masih dijajah oleh negara Cina. Dengan adanya Imperialis di berbagai macam bidang di wilayah Papua, kita tidak akan menikmati hidup yang lama di tanah warisan nenek moyang kita. Pada hal nenek moyan kita telah mewariskan semua kekayaan itu kepada kita untuk dijaga. Apabila kita diam dan melihat kekayaan kita dibawa pergi, kita akan disingkirkan oleh Indonesia dan kaum kapitaslis.

***
Kapitalis bisa juga disebut sebagai Kewirausahaan karena melalui wirausaha kaum kapitalis bisa mengumpulkan sebuah keuntungan ekonomi belaka, kita perlu memahami analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, dan Threats), terlebih khususnya mahasiswa Papua yang mengambil jurusan Ekonomi. Karena analisis SWOT merupakan suatu fondasi utama dalam berdiri suatu perusahaan.

Sebagian besar perusahaan di Papua merupakan perusahaan Asing, maka sebagai mahasiswa Papua yang terdidik bagaimana caranya agar supaya kita bisa menyambungkan tali kasut merah yang terputus-putus, mulai dari penjajahan Belanda sampai penjajahan Indonesia. Setelah kita menyambungkan tali kasut merah yang terputus-putus itu, bagaimana caranya kita menemukan akar dari masalah tersebut, setelah menemukan akar dari masalah tersebut apa yang harus kita lakukan buat negeri tercinta tanah Papua?.

Sebagai contoh, kita bisa melihat bagaimana awal perjuangan negara Indonesia yang telah memutuskan beberapa hubungan perusahaan Asing milik kapitalisme yang beradikuasa di wilayah Indonesia dan daerah jajahannya, pada saat kondisi perekonomian di Indonesia pada zaman Orde Lama. Sebagai tokoh pejuang kemerdekaan, Proklamator sekaligus Presiden pertama indonesia, perekonomian Indonesia tidak dapat lepas dari sosok Ir. Soekarno. Sebagai orang yang pertama memimpin Indonesia boleh dibilang Soekarno adalah peletak dasar perekonomian Indonesia.

Beberapa kebijakan yang diambil dibawah pemerintahan Soekarno diantaranya:
1. Nasionalisasi Bank Java menjadi Bank Indonesia.
2. Mengamankan usaha-usaha yang menyangkut harkat hidup orang banyak
3. Berusaha memutuskan kontrol Belanda dalam bidang perdagangan ekspor-impor
4. Serta beberapa kebijakan lainya yang ditujukan untuk memajukan perekonomian. [5]

Setelah kita melihat perjuangan Indonesia dibawah pimpinan Ir. Soekarno, maka penulis berharap kepada semua Stakeholder yang mendiami di bumi Papua terlebih khususnya mahasiswa yang mengambil jurusan Ekonomi untuk bersatu melalui tali kasut merah yang telah kita persatukan untuk mengusir dan memutuskan hubungan perusahaan asing di Indonesia (Kapital) terlebih khusus di wilayah Papua.

Pemerintah daerah mempunyai hak untuk mendengar karena Kapitalisme, Imperialisme dan Transmigrasi yang datang ke Papua hanya datang untuk mengumpulkan kekayaan alam dan mengambil hak wilayah, serta mereka telah berhasil menutupi segala ruang di Papua.

Kami orang asli Papua biasanya mengkonsumsi milik kapitalisme karena kami sekolah tinggi-tinggi, tetapi lupa untuk tanah air Papua!

Penulis adalah Mahasiswa Papua Kuliah di Yogyakarta

____________
Referensi:
[1]. Pengertian Imperialisme (http://id.wikipedia.org/wiki/Imperialisme)
[2]. Pengertian Kapitalisme (http://id.wikipedia.org/wiki/Kapitalisme)
[3]. Pengertian Urbanisasi (http://id.wikipedia.org/wiki/Urbanisasi)
[4]. Haluk, Markus. Hilangnya Harapan Hidup dan Hak Asasi Manusia di Papua, 2013.
[5]. https://christineflorencia.wordpress.com/2014/04/01/perekonomian-indonesia-dari-masa-penjajahan-hingga-masa-reformasi/


Baca Juga Artikel Terkait Lainnya