photo anigifklll_zps3axosl7h.gif
» » Uang Logam Tidak dipergunakan di Beberapa Kabupaten di Papua: Mengapa?

Uang Logam Tidak dipergunakan di Beberapa Kabupaten di Papua: Mengapa?

Penulis By on Thursday, 29 January 2015 | No comments





Oleh, Andreas M. Yeimo

Papua merupakan salah satu daerah yang peredaran uang logam yang sangat rendah, jika dibandingkan dengan penggunaan uang logam di pulau Jawa yang sangat tinggi peredarannya. Lebih parahnya lagi, uang logam sudah tidak dipergunakan di beberapa kabupaten di Papua. Contohnya di kabupaten yang ada di Pegunungan Tengah Papua sudah tidak digunakan lagi.

Uang logam merupakan salah satu dasar negara yang sudah terbentuk sebelum Kemerdekaan Republik Indonesia ini terjadi. Apakah pemerintah di Papua sengaja membiarkan hal seperti begini?
Mungkin fenomena ini pantas ketika bank di Papua hanya satu saja. Tetapi di Papua sudah begitu banyak bank.Contohnya: Bank Papua, Bank Mandiri, Bank BRI, Bank Danamon dan masih ada bank lain yang ada di tanah Papua. Mengapa perederan Uang Logam di Papua sangat sedikit? Apakah Uang Logam sudah habis di bank-bank yang ada di Papua?.

Berangkat dari cerita pengalaman penulis di Papua yaitu ketidakpuasan yang terjadi antara penjual dan pembeli barang. Ketika saya membeli barang milik penjual dengan harga Rp 1500 dan saya pembeli memberikan uang Rp 2000, tetapi penjual mengembalikan bukan dalam bentuk Uang Logam, yang Rp 500. Penjual mengembalikan dalam bentuk barang, misalnya permen 2 bungkus. Seharusnya pembeli punya hak untuk menerima uang kembali tersebut supaya antara penjual dan pembeli itu terjadi kepuasan.

Bagaimana ketika pembeli membutuhkan Uang Logam sebesar Rp 500 tersebut untuk membeli barang konsumen yang lain. Malah diberikan sebungkus permen, dan Uang Logam limaratusnya itu dikemanakan? Sedangkan dalam teori kepuasan konsumen harus dipenuhi oleh pembeli sebagaimana pembeli mempunyai haknya untuk menerima uang kembali.

Menurut Teori Kepuasan Konsumen Komplemen sempurna adalah kasus dimana dua barang yang saling melengkapi. Dan dalam kasus ini substitusi dari barang yang lainnya adalah nol, karena ketika barang satunya tidak ada, maka kepuasan yang ia miliki tidak akan terganti. Contohnya adalah sepatu, ketika sepatu kanan hilang, maka ia tidak akan bisa digantikan dengan memiliki 2 sepatu kiri begitu juga sebaliknya dengan kepuasan mata uang logam yang beredar.

Uang Logam hanya beredar di daerah yang nilai mata uangnya tinggi, sedangkan Uang Logam tidak beredar di daerah yang nilai mata uangnya rendah/lemah. Pemerintah setempat harus memperhatikan peredaran Uang Logam di daerahnya masing-masing demi memuaskan antara pembeli dan penjual di Tanah Papua.

Penulis adalah Mahasiswa Papua, Kuliah di Yogyakarta.


Baca Juga Artikel Terkait Lainnya