photo anigifklll_zps3axosl7h.gif
» » Pekan Suci Paskah Mengajak Kita Berubah

Pekan Suci Paskah Mengajak Kita Berubah

Penulis By on Thursday, 29 January 2015 | No comments




Oleh: Andreas M. Yeimo

Paskah telah tiba. Berbagai umat Nasrani menyambut pekan Paskah dengan melambai-lambaikan dedaunan Palem pada Minggu Palma, sebagai simbol iman dan harapan hidup.

Masuknya Yesus ke kota suci atau Yerusalem adalah hal yang istimewa, karena Ia dengan sadar menyerahkan diri untuk disambut umat yang akan ditebus-Nya melalui derita sengsara dan kebangkitan-Nya.Dalam pekan suci Paskah, umat mengawalinya dengan melambai-lambaikan daun palem sambil bernyanyi.

Pengantar Panduan Perayaan Ekaristi Minggu Palma tanggal 13 April 2014 mengatakan: Liturgi Minggu Palma berpusat pada permenungan kita sebagai Kisah Sengsara Tuhan Yesus masuk ke kota Yerusalem.  Ketika Yesus masuk ke Yerusalem menuggang seekor keledai, umat menyambutNya dengan bersuka cita melambai-lambai daun Palma.

Dalam peristiwa ini, Yesus hendak menyampaikan pesan bahwa Dia adalah raja dan Dia adalah pembawa damai sejahtera. Sedangkan daun palma yang kita pegang melambangkan ungkapan lman untuk menyambut Tuhan kita, Kristus yang akan menyelamatkan kita dengan sengsara, wafat dan kebangkitan-Nya.

Baca Markus 11:1-11, Matius 21:1-11, Lukas 19:28-44 dan Yohanes 12:12-19.Permasalahan duniawi kerap kali membawa kita pada titik dimana kita merasa sendiri dan putus asa. Dunia seakan tak berpihak pada kita. Kita merasa dilupakan dan tak ada harapan.

Inilah juga yang dirasakan Yesus ketika Ia menderita bagi kita higga digantungkan pada kayu salib bagai seorang penyamun. Bahkan Tuhan Yesus yang adalah Tuhan dan Juru Selamat kita saja merasa ditinggalkan oleh Bapa-Nya.Namun ia taat pada kehendak Bapa sampai mati. Ketaatan ini yang patut menjadi pedoman hidup kaum Nasrani dalam ketaatannya dama Iman dan pengharapan.

Beribu manusia mencoba untuk bertobat, tetapi tindakan negatif keseharian yang kita lakukan, masih saja terbawa-bawa bahkan kadang, untuk beberapa perilaku negatif, sudah menjadi kebiasaan, dan membudaya, hingga tidak dianggap menyimpang lagi.

Disini, dalam masa pekan suci Paskah, Yesus menawarkan diri untuk mematikan di kayu salib semua dosa yang kita buat selama ini. Tidak hanya sampai disini.Tuhan Yesus menjanjikan hidup baru yang penuh damai dalam ajaran-Nya, melalui kemenangan-Nya atas maut melalui peristiwa kebangkitan yang kita imani.

Tuhan masih memberi kita kesempatan untuk bertobat, dan membangkitkan kehidupan baru dalam ajaran-Nya.

Penulis adalah mahasiswa Papua, kuliah di Yogyakarta.


Baca Juga Artikel Terkait Lainnya