Ilustrasi: Pelajar Papua Menuju ke Sekolah
Oleh: Andreas M. Yeimo
Masalah pendidikan merupakan permasalahan sumber daya
manusia yang berada di suatu wilayah, terlebih khususnya di wilayah Papua.
Pendidikan harus ditempuh oleh setiap individu, karena pendidikan merupakan Hak
Azazi Manusia yang harus ditempuh pada masa kini.
***
Wajah pendidikan di Papua sangat jelas, masih tampak suram.
Meskipun kini banyak orang Papua sudah bersekolah tinggi, bahkan hingga menjadi
profesor dan doktor, namun realitas itu belum menggambarkan kondisi nyata wajah
pendidikan di Papua.[1]
Masalah pendidikan di Tanah Papua masih saja terdapat
masalah yang harus diatasi pemerintah, terkait dengan layanan pendidikan.
Kekurangan guru sekolah dasar di daerah-daerah pedalaman terpencil yang
mengakibatkan proses pembelajaran tidak dapat berlangsung dengan baik.
Masih banyak sekolah dasar di wilayah terpencil dan
terisolir belum tersedia, rumah kepala sekolah dan rumah guru tidak disediakan,
sehingga banyak kepala sekolah dan guru meninggalkan tempat tugas yang
mengakibatkan tingginya angka ketidakhadiran kepala sekolah dan guru di tempat
tugas. Walaupun pemerintah telah memberi bantuan rumah di tahun 2014 di dua
puluh kabupaten di Provinsi Papua, tetapi masih saja terlihat segelintir guru
meninggalkan tugas dengan alasan tidak ada tempat tinggal yang layak untuk
dihuni di tempat tugas, akibatnya guru-guru meninggalkan tugas dan tanggung
jawab serta mencari tempat yang layak dihuni. [2]
Melihat masalah pendidikan di Papua, sebenarnya kunci
masalah tersebut terletak pada minimnya tenaga pendidik, sehingga hal-hal
tersebut mengakibatkan cukup banyak anak Papua yang tidak dapat mengenyam
pendidikan dengan baik. Kenyataan tersebut menimbulkan berbagai permasalahan
diantaranya, rendahnya rata-rata lama sekolah serta angka melek huruf di Papua,
masih tingginya angka tuna aksara atau buta aksara, dan sebagainya.
Masalah-masalah yang membelenggu pendidikan di Papua akan
mengancam potensi anak-anak Papua untuk tumbuh sebagai insan yang merdeka. Hak
mereka untuk memperoleh pendidikan yang layak tidak dapat terpenuhi. Apabila
keadaan ini tetap dibiarkan tanpa adanya penanganan, maka bisa dipastikan
anak-anak Papua tetap dibelenggu lingkaran kebodohan, bahkan akan semakin
mengalami keterpurukan.
Melalui pendidikan, menyiapkan sumber daya manusia untuk
pembangunan. Walaupun pembangunan fisiknya baik, tetapi apa gunanya bila masih
banyak bangsa yang terpuruk akibat belum bisa memperoleh haknya, salah satunya
hak mengenyam pendidikan.
Mengenai masalah tenaga pendidik yang sangat minim di Papua
juga sangat memprihatinkan. Padahal seperti yang kita tahu bahwa guru sangat
memiliki peran dalam dunia pendidikan. Pendidikan sesungguhnya terletak di
pundak guru. Bahkan, baik buruknya atau berhasil tidaknya pendidikan hakikatnya
ada di tangan guru. Sebab, sosok guru memiliki peranan yang strategis dalam
“mengukir” peserta didik menjadi pandai, cerdas, terampil, bermoral dan
berpengetahuan luas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.
Jelaslah bahwa langkah pertama dan paling penting untuk
mengatasi perkara pendidikan di Papua adalah konsep pokok pendidikan Papua yang
perlu dipikirkan dan didiskusikan secara matang. Filosofi pendidikan Papua yang
matang dan ditujukan untuk menjawab permasalahan kontemporer dan masa depan
akan memberikan pendasaran yang kuat untuk menyusun perencanaan pendidikan di
Papua. Tanpa dasar yang kokoh, pendidikan di Papua kehilangan visi yang tegas.
Masalah terbatasnya ketersediaan gedung sekolah beserta
infrastruktur di sejumlah kampung yang tersebar Papua harus lebih diperhatikan
pemerintah. Setidaknya pemerintah peduli dan sigap turun tangan membantu
menangani permasalahan pendidikan.
Salah satu bentuk kepedulian tersebut misalnya pemerintah
tidak usah membangun gedung-gedung sekolah yang layak beserta infrastrukturnya.
Ketika kita melihat dampak dari pembangunan gedung sekolah tersebut, akan memboros dana Anggaran Pendapatan
Belanja Daerah dan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBD dan APBN) karena
banyak sekolah yang dibangun di pelosok pedalaman, tetapi tidak difungsikan
dengan baik karena tidak ada pengajar yang akan mengajar di daerah tersebut.
Ketika dilihat dari situasi kondisi sekarang ini, hampir semua pelajar dan
mahasiswa Papua setelah menyelesaikan Pendidikan semua melarikan diri pada
ranah politik hannya segelintir orang yang terpanggil menjadi guru.
Sebaiknya pemerintah harus menyediakan sarana dan prasarana
pendidikan dan memfasilitasi sekolah yang sudah ada, misalnya sekolah Yayasan
Pendidikan Persekolahan Katolik atau Yayasan Persekolahan Kristen (YPPK dan
YPK) yang berpola Asrama.
Pemerintah bisa memfungsikan tenaga pendidikan yang sudah
ada, sehingga tidak terjadi lumpuhnya pendidikan di Tanah Papua. Selanjutnya,
sekolah yang sudah ada dalam arti sudah digunakan untuk kegiatan pendidikan
namun masih jauh dari kriteria kelayakan, maka pemerintah juga perlu
memperbaikinya agar bisa tercipta pendidikan yang sebenar-benarnya di Papua.
Mengenai permasalahan minimnya guru, perlu adanya
pendistribusian guru yang merata di setiap sekolah di Papua. Oleh karena itu,
guru yang tidak lain sebagai salah satu pelaku pendidikan harus siap melayani
kebutuhan pendidikan salah satunya mendidik siswa dengan keikhlasan.
Namun yang paling diperlukan sekarang ini adalah pemikiran
yang kokoh dan sangat relevan dengan persoalan pendidikan di Papua. Jika
pemikiran ini sudah ada, solusi-solusi yang lain akan dengan sendirinya muncul.
Apabila semua ini dapat terlaksana, maka sistem pendidikan di Papua dapat
melahirkan generasi-generasi yang unggul dan berakhlak mulia dan tentunya
persoalan-persoalan terkait pendidikan di Papua bisa teratasi dengan baik.[3]
Pendidikan untuk peradaban Indonesia yang unggul, namun
Indonesia yang unggul belum memberikan keunggulan serta keadilan yang merata
dan nyata bagi kemajuan pendidikan di Tanah Papua.
Penulis adalah Mahasiswa Papua Kuliah di Yogyakarta
Referensi:
[1]. http://tabloidjubi.com/2014/05/03/wajah-pendidikan-papua-masih-tampak-suram/
[2].
http://www.antaranews.com/berita/401851/20-kabupaten-di-papua-akan-miliki-perumahan-guru
[3].
http://www.kompasiana.com/pratiwihestuutami/masalah-pendidikan-di-papua_55547fc8b67e616714ba5524
Tulisan ini Sudah Pernah Muat di Media
: