photo anigifklll_zps3axosl7h.gif
» » » Pokok Permasalahan Pendidikan Masa Kini di Papua

Pokok Permasalahan Pendidikan Masa Kini di Papua

Penulis By on Saturday, 28 May 2016 | No comments

Ilustrasi: Pelajar Papua Menuju ke Sekolah



Oleh: Andreas M. Yeimo



Masalah pendidikan merupakan permasalahan sumber daya manusia yang berada di suatu wilayah, terlebih khususnya di wilayah Papua. Pendidikan harus ditempuh oleh setiap individu, karena pendidikan merupakan Hak Azazi Manusia yang harus ditempuh pada masa kini.


***


Wajah pendidikan di Papua sangat jelas, masih tampak suram. Meskipun kini banyak orang Papua sudah bersekolah tinggi, bahkan hingga menjadi profesor dan doktor, namun realitas itu belum menggambarkan kondisi nyata wajah pendidikan di Papua.[1]


Masalah pendidikan di Tanah Papua masih saja terdapat masalah yang harus diatasi pemerintah, terkait dengan layanan pendidikan. Kekurangan guru sekolah dasar di daerah-daerah pedalaman terpencil yang mengakibatkan proses pembelajaran tidak dapat berlangsung dengan baik.


Masih banyak sekolah dasar di wilayah terpencil dan terisolir belum tersedia, rumah kepala sekolah dan rumah guru tidak disediakan, sehingga banyak kepala sekolah dan guru meninggalkan tempat tugas yang mengakibatkan tingginya angka ketidakhadiran kepala sekolah dan guru di tempat tugas. Walaupun pemerintah telah memberi bantuan rumah di tahun 2014 di dua puluh kabupaten di Provinsi Papua, tetapi masih saja terlihat segelintir guru meninggalkan tugas dengan alasan tidak ada tempat tinggal yang layak untuk dihuni di tempat tugas, akibatnya guru-guru meninggalkan tugas dan tanggung jawab serta mencari tempat yang layak dihuni. [2]


Melihat masalah pendidikan di Papua, sebenarnya kunci masalah tersebut terletak pada minimnya tenaga pendidik, sehingga hal-hal tersebut mengakibatkan cukup banyak anak Papua yang tidak dapat mengenyam pendidikan dengan baik. Kenyataan tersebut menimbulkan berbagai permasalahan diantaranya, rendahnya rata-rata lama sekolah serta angka melek huruf di Papua, masih tingginya angka tuna aksara atau buta aksara, dan sebagainya.


Masalah-masalah yang membelenggu pendidikan di Papua akan mengancam potensi anak-anak Papua untuk tumbuh sebagai insan yang merdeka. Hak mereka untuk memperoleh pendidikan yang layak tidak dapat terpenuhi. Apabila keadaan ini tetap dibiarkan tanpa adanya penanganan, maka bisa dipastikan anak-anak Papua tetap dibelenggu lingkaran kebodohan, bahkan akan semakin mengalami keterpurukan.


Melalui pendidikan, menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan. Walaupun pembangunan fisiknya baik, tetapi apa gunanya bila masih banyak bangsa yang terpuruk akibat belum bisa memperoleh haknya, salah satunya hak mengenyam pendidikan.


Mengenai masalah tenaga pendidik yang sangat minim di Papua juga sangat memprihatinkan. Padahal seperti yang kita tahu bahwa guru sangat memiliki peran dalam dunia pendidikan. Pendidikan sesungguhnya terletak di pundak guru. Bahkan, baik buruknya atau berhasil tidaknya pendidikan hakikatnya ada di tangan guru. Sebab, sosok guru memiliki peranan yang strategis dalam “mengukir” peserta didik menjadi pandai, cerdas, terampil, bermoral dan berpengetahuan luas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.


Jelaslah bahwa langkah pertama dan paling penting untuk mengatasi perkara pendidikan di Papua adalah konsep pokok pendidikan Papua yang perlu dipikirkan dan didiskusikan secara matang. Filosofi pendidikan Papua yang matang dan ditujukan untuk menjawab permasalahan kontemporer dan masa depan akan memberikan pendasaran yang kuat untuk menyusun perencanaan pendidikan di Papua. Tanpa dasar yang kokoh, pendidikan di Papua kehilangan visi yang tegas.


Masalah terbatasnya ketersediaan gedung sekolah beserta infrastruktur di sejumlah kampung yang tersebar Papua harus lebih diperhatikan pemerintah. Setidaknya pemerintah peduli dan sigap turun tangan membantu menangani permasalahan pendidikan.


Salah satu bentuk kepedulian tersebut misalnya pemerintah tidak usah membangun gedung-gedung sekolah yang layak beserta infrastrukturnya. Ketika kita melihat dampak dari pembangunan gedung sekolah tersebut,  akan memboros dana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah dan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBD dan APBN) karena banyak sekolah yang dibangun di pelosok pedalaman, tetapi tidak difungsikan dengan baik karena tidak ada pengajar yang akan mengajar di daerah tersebut. Ketika dilihat dari situasi kondisi sekarang ini, hampir semua pelajar dan mahasiswa Papua setelah menyelesaikan Pendidikan semua melarikan diri pada ranah politik hannya segelintir orang yang terpanggil menjadi guru.


Sebaiknya pemerintah harus menyediakan sarana dan prasarana pendidikan dan memfasilitasi sekolah yang sudah ada, misalnya sekolah Yayasan Pendidikan Persekolahan Katolik atau Yayasan Persekolahan Kristen (YPPK dan YPK) yang berpola Asrama.


Pemerintah bisa memfungsikan tenaga pendidikan yang sudah ada, sehingga tidak terjadi lumpuhnya pendidikan di Tanah Papua. Selanjutnya, sekolah yang sudah ada dalam arti sudah digunakan untuk kegiatan pendidikan namun masih jauh dari kriteria kelayakan, maka pemerintah juga perlu memperbaikinya agar bisa tercipta pendidikan yang sebenar-benarnya di Papua.


Mengenai permasalahan minimnya guru, perlu adanya pendistribusian guru yang merata di setiap sekolah di Papua. Oleh karena itu, guru yang tidak lain sebagai salah satu pelaku pendidikan harus siap melayani kebutuhan pendidikan salah satunya mendidik siswa dengan keikhlasan.


Namun yang paling diperlukan sekarang ini adalah pemikiran yang kokoh dan sangat relevan dengan persoalan pendidikan di Papua. Jika pemikiran ini sudah ada, solusi-solusi yang lain akan dengan sendirinya muncul. Apabila semua ini dapat terlaksana, maka sistem pendidikan di Papua dapat melahirkan generasi-generasi yang unggul dan berakhlak mulia dan tentunya persoalan-persoalan terkait pendidikan di Papua bisa teratasi dengan baik.[3]


Pendidikan untuk peradaban Indonesia yang unggul, namun Indonesia yang unggul belum memberikan keunggulan serta keadilan yang merata dan nyata bagi kemajuan pendidikan di Tanah Papua.


Penulis adalah Mahasiswa Papua Kuliah di Yogyakarta


Referensi:

[1]. http://tabloidjubi.com/2014/05/03/wajah-pendidikan-papua-masih-tampak-suram/
[2]. http://www.antaranews.com/berita/401851/20-kabupaten-di-papua-akan-miliki-perumahan-guru
[3]. http://www.kompasiana.com/pratiwihestuutami/masalah-pendidikan-di-papua_55547fc8b67e616714ba5524

Tulisan ini Sudah Pernah Muat di Media  :








Baca Juga Artikel Terkait Lainnya