Foto dan Desin Alfrid Dumupa: Derita Mama Mama Papua
Oleh: Andreas M. Yeimo
Salah satu
yang menjadi perhatian dalam upaya memberikan kesejahteraan bersama bagi
seluruh rakyat adalah pemberdayaan pasar rakyat.
Apa itu pasar rakyat ? bagaimana pasar rakyat dapat
memberikan kesejahteraan bagi rakyat ? dan yang paling penting,
mengapa pasar rakyat itu penting dan berkontribusi pada perekonomian rakyat
?
Pasar
tradisional merupakan perwujudan pasar rakyat yang ada di Indonesia. Dimana
dalam pasar tradisional semua pelaku produsen baik petani, nelayan, dan
produsen lainnya akan menjual barang dagangannya. Pasar tradisional sangat
penting bagi para produsen seperti itu karena mereka berpikir dimana lagi
mereka akan bisa menjual barang dagangan tersebut jika bukan di pasar
tradisional ? apakah petani harus menjual beras, ubi, dan jagung mereka ke
supermarket atau swalayan ? apakah nelayan harus menjual ikan tangkapan mereka
ke minimarket ? tentu peran pasar akan sangat penting bagi mereka dalam mencari
nafkah.[1]
Peran pasar
rakyat atau pasar tradisional dalam memberikan kesejahteraan bagi rakyat sangat
besar dan juga akan memberikan kontribusi pada perekonomian yang besar juga.
Mengapa ? dari status negara Indonesia yang merupakan negara agraris dan negara
maritim, berarti banyak dari penduduk atau rakyat Indonesia yang bermatapencaharian
sebagai petani, nelayan, dan lain sebagainya. Maka sebagian dari perekonomian
Indonesia datang dari para masyarakat yang bermatapencaharian seperti itu.
Contohnya: Pasar
Budaya Mama-Mama Papua merupakan jawaban atas perjuangan mama-mama gunung dan
mama-mama pantai untuk memiliki tempat berdagang sejak 12 tahun lalu, Pasar
Budaya Mama-Mama Papua akan berkonsep sebagai pasar budaya yang berbasiskan
kearifan lokal dengan mengedepankan pemberdayaan masyarakat, terutama wanita
dan anak-anak Papua.[2]
Bayangkan
jika pasar rakyat itu tidak ada, yang ada hanya supermarket, swalayan dan
perusahaan ritel lainnya, para petani tidak akan bisa menjual hasil bumi
mereka, para nelayan tidak akan bisa menjual ikan tangkapan mereka. Memang
sebenarnya mereka dapat menjual pada temapt tempat seperti itu, tetapi mereka tidak akan mendapatkan keuntungan yang
lebih besar bila dibandingkan menjualnya di pasar tradisional.
Lalu, apa
dampaknya bagi perekonomian ? bila sebagian besar perekonomian Indonesia diisi
oleh petani, nelayan, dan usaha mikro lainnya, dan mereka tidak mendapatkan
tempat untuk memasarkan hasil produksinya, maka akan berdampak pada penerimaan
negara, dan juga berdampak pada kesejahteraan rakyat keseluruhan.
Salah satu
contoh yang baik telah di lakukan oleh Bank Indonesia (BI) Perwakilan Provinsi
Papua bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nabire, menggelar pasar
rakyat di Pantai Nabire, Kabupaten Nabire, Papua, sejak 30 Mei hingga 3 Juni
2016 mendatang. Tujuannya yaitu untuk memberikan ruang bagaiman para petani
bisa menjual barangnya langsung kepada masyarakat tanpa melalui jalur
distribusi yang rumit, harga yang diberikan kepada masyarakat bisa lebih murah
dibandingkan harga jual yang ada di pasar.[3]
Pasar
tradisional merupakan sandaran hidup bagi banyak orang dan interaksi sosial
yang terjadi sangat kental di dalam pasar dengan cara penjualan langsung
(sistem tawar menawar). Pasar tradisional merupakan kumpulan para wirausaha
yang memiliki modal sendiri dengan kekuatan sendiri. Ekonomi kerakyatan
merupakan ekonomi yang pro terhadap pasar tradisional. Mungkin penampilan pasar
tradisional yang terkesan kumuh dan kotor membuat para konsumen tidak ingin masuk
berbelanja di dalamnya.
Diharapkan
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah memberikan perhatian terhadap pasar
tradisional. Pemerintah diharapkan bisa memberikan tata kelola pasar tradisonal
setidaknya yang nyaman, bersih dan aman seperti apabila berbelanja ke pasar
modern seperti supermarket, tetapi tanpa menghilangkan jatidiri pasar itu
sendiri, yaitu proses tawar menawarnya.
Kesadaran
masyarakat sekitar pasar juga harus digalakkan untuk menjaga kebersihan dan
menciptakan kenyamanan baik bagi konsumen maupun pedagang yang ada di pasar.
Juga peran serta masyarakat luas, khususnya yang berpendidikan untuk memberikan
sosialisasi dan pembelajaran pada para pedagang dan pada masyarakat luas.
Pada
intinya, penulis mengharapkan adanya inisiatif dari semua pihak, untuk
merangsang ekonomi kerakyatan agar memunyai mental wirausaha, dengan
usaha-usaha kecil seperti yang digambarkan di atas. Agar memperhatikan
penumbuh-kembangan karakter bisnis, mungkin dengan menyediakan ruang dan waktu
yang cukup. Atau dengan membantu
mengakomodasi Rakyat untuk belajar berwirausaha. Karena bila kita hanya
berbicara saja tentang pentingnya perekonomian, tanpa ada praktek nyata di
lapangan, itu namanya omong kosong.
Dengan
adanya gambaran tersebut, maka diharapkan agar mereka dapat menjadi agen-agen
yang menjadi perpanjangan tangan Bisnis Rakyat. Sehingga dengan menumbuhkan
semangat wirausaha seperti ini, rakyat bisa membangun kerakyatan demi mencapai
kesejahtraan yang angkuh di bidang ekonomi kerakyatan.
Penulis adalah Mahsiswa
Papua Kulaiah di Yogyakarta.
Refrensi:
[1]. http://ekonomikerakyatan-um.blogspot.co.id/
[2]. http://www.media-release.info/pemerintah-bangun-15-pasar-rakyat-di-bumi-papua-dan-papua-barat/
[3].
http://tabloidjubi.com/2016/05/30/bi-perwakilan-papua-gelar-pasar-rakyat-di-nabire/