photo anigifklll_zps3axosl7h.gif
» » Pasar Rakyat di Mata Indonesia

Pasar Rakyat di Mata Indonesia

Penulis By on Monday, 22 August 2016 | No comments

Foto dan Desin Alfrid Dumupa: Derita Mama Mama Papua



Oleh: Andreas M. Yeimo

Salah satu yang menjadi perhatian dalam upaya memberikan kesejahteraan bersama bagi seluruh rakyat adalah pemberdayaan pasar rakyat.

 Apa itu pasar rakyat ? bagaimana pasar rakyat dapat memberikan kesejahteraan bagi rakyat  ? dan yang paling penting, mengapa pasar rakyat itu penting dan berkontribusi pada perekonomian rakyat ?

Pasar tradisional merupakan perwujudan pasar rakyat yang ada di Indonesia. Dimana dalam pasar tradisional semua pelaku produsen baik petani, nelayan, dan produsen lainnya akan menjual barang dagangannya. Pasar tradisional sangat penting bagi para produsen seperti itu karena mereka berpikir dimana lagi mereka akan bisa menjual barang dagangan tersebut jika bukan di pasar tradisional ? apakah petani harus menjual beras, ubi, dan jagung mereka ke supermarket atau swalayan ? apakah nelayan harus menjual ikan tangkapan mereka ke minimarket ? tentu peran pasar akan sangat penting bagi mereka dalam mencari nafkah.[1]

Peran pasar rakyat atau pasar tradisional dalam memberikan kesejahteraan bagi rakyat sangat besar dan juga akan memberikan kontribusi pada perekonomian yang besar juga. Mengapa ? dari status negara Indonesia yang merupakan negara agraris dan negara maritim, berarti banyak dari penduduk atau rakyat Indonesia yang bermatapencaharian sebagai petani, nelayan, dan lain sebagainya. Maka sebagian dari perekonomian Indonesia datang dari para masyarakat yang bermatapencaharian seperti itu. 

Contohnya: Pasar Budaya Mama-Mama Papua merupakan jawaban atas perjuangan mama-mama gunung dan mama-mama pantai untuk memiliki tempat berdagang sejak 12 tahun lalu, Pasar Budaya Mama-Mama Papua akan berkonsep sebagai pasar budaya yang berbasiskan kearifan lokal dengan mengedepankan pemberdayaan masyarakat, terutama wanita dan anak-anak Papua.[2]

Bayangkan jika pasar rakyat itu tidak ada, yang ada hanya supermarket, swalayan dan perusahaan ritel lainnya, para petani tidak akan bisa menjual hasil bumi mereka, para nelayan tidak akan bisa menjual ikan tangkapan mereka. Memang sebenarnya mereka dapat menjual pada temapt tempat seperti itu, tetapi  mereka tidak akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar bila dibandingkan menjualnya di pasar tradisional.

Lalu, apa dampaknya bagi perekonomian ? bila sebagian besar perekonomian Indonesia diisi oleh petani, nelayan, dan usaha mikro lainnya, dan mereka tidak mendapatkan tempat untuk memasarkan hasil produksinya, maka akan berdampak pada penerimaan negara, dan juga berdampak pada kesejahteraan rakyat keseluruhan. 

Salah satu contoh yang baik telah di lakukan oleh Bank Indonesia (BI) Perwakilan Provinsi Papua bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nabire, menggelar pasar rakyat di Pantai Nabire, Kabupaten Nabire, Papua, sejak 30 Mei hingga 3 Juni 2016 mendatang. Tujuannya yaitu untuk memberikan ruang bagaiman para petani bisa menjual barangnya langsung kepada masyarakat tanpa melalui jalur distribusi yang rumit, harga yang diberikan kepada masyarakat bisa lebih murah dibandingkan harga jual yang ada di pasar.[3]

Pasar tradisional merupakan sandaran hidup bagi banyak orang dan interaksi sosial yang terjadi sangat kental di dalam pasar dengan cara penjualan langsung (sistem tawar menawar). Pasar tradisional merupakan kumpulan para wirausaha yang memiliki modal sendiri dengan kekuatan sendiri. Ekonomi kerakyatan merupakan ekonomi yang pro terhadap pasar tradisional. Mungkin penampilan pasar tradisional yang terkesan kumuh dan kotor membuat para konsumen tidak ingin masuk berbelanja di dalamnya. 

Diharapkan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah memberikan perhatian terhadap pasar tradisional. Pemerintah diharapkan bisa memberikan tata kelola pasar tradisonal setidaknya yang nyaman, bersih dan aman seperti apabila berbelanja ke pasar modern seperti supermarket, tetapi tanpa menghilangkan jatidiri pasar itu sendiri, yaitu proses tawar menawarnya. 

Kesadaran masyarakat sekitar pasar juga harus digalakkan untuk menjaga kebersihan dan menciptakan kenyamanan baik bagi konsumen maupun pedagang yang ada di pasar. Juga peran serta masyarakat luas, khususnya yang berpendidikan untuk memberikan sosialisasi dan pembelajaran pada para pedagang dan pada masyarakat luas.

Pada intinya, penulis mengharapkan adanya inisiatif dari semua pihak, untuk merangsang ekonomi kerakyatan agar memunyai mental wirausaha, dengan usaha-usaha kecil seperti yang digambarkan di atas. Agar memperhatikan penumbuh-kembangan karakter bisnis, mungkin dengan menyediakan ruang dan waktu yang cukup.  Atau dengan membantu mengakomodasi Rakyat untuk belajar berwirausaha. Karena bila kita hanya berbicara saja tentang pentingnya perekonomian, tanpa ada praktek nyata di lapangan, itu namanya omong kosong.

Dengan adanya gambaran tersebut, maka diharapkan agar mereka dapat menjadi agen-agen yang menjadi perpanjangan tangan Bisnis Rakyat. Sehingga dengan menumbuhkan semangat wirausaha seperti ini, rakyat bisa membangun kerakyatan demi mencapai kesejahtraan yang angkuh di bidang ekonomi kerakyatan.


Penulis adalah Mahsiswa Papua Kulaiah di Yogyakarta.

Refrensi:
[1].  http://ekonomikerakyatan-um.blogspot.co.id/

[2].  http://www.media-release.info/pemerintah-bangun-15-pasar-rakyat-di-bumi-papua-dan-papua-barat/

[3]. http://tabloidjubi.com/2016/05/30/bi-perwakilan-papua-gelar-pasar-rakyat-di-nabire/


Baca Juga Artikel Terkait Lainnya