Oleh: Andreas M. Yeimo
Sebelum melihat kehadiran militer dalam Pendidikan Anak Usia
Dini (PAUD), penulis ingin menjelaskan beberapa pengetian kata dasar yaitu
Sistem, Pendidikan, dan Militer.
Menurut Wikipedia Bahasa Indonesia, kata sistem berasal dari
bahasa Yunani yaitu systema yang berarti
cara atau strategi. Dalam bahasa Inggris, sistem berarti system,
jaringan, susunan, cara. Sistem juga diartikan sebagai suatu strategi atau cara
berpikir.
Kata Pendidikan adalah suatu strategi atau cara yang akan
dipakai untuk melakukan proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan agar para
pelajar dapat secara aktif memahami apa yang disampaikan oleh gurunya.Kata
Militer adalah Tentara Nasional Indonesia (TNI), organisasinya yang merupakan
kekuatan bersenjata dan yang harus menjaga dan mengamankan kedaulatan negara.
***
Di beberapa pelosok pedalaman Papua, di sana ada beberapa
personil TNI dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) yang sedang mengajar di
beberapa daerah, misalnya di pesisir pantai Papua, yaitu di Biak bagian
kampung, dan di pegunungan Papua yaitu di kabupaten Puncak Jaya.
Beberapa orang Papua memandang bahwa tidak salah, jikalau
TNI dan Polri mengajar di tanah Papua. Karena tiap tahun walaupun ratusan
bahkan ribuan mahasiswa yang menyelesaikan pendidikan di jenjang studi S1, S2 dan S3.
Semua mahasiswa Papua maunya mencari kepentingan dan
kesejahteraan pribadi dengan tidak menjadi guru. Padahal, guru sangat
dibutuhkan dibandung profesi lain di Papua.
Memang sangat benar faktanya bahwa banyak mahasiswa Papua
yang sudah menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi sudah malas untuk
mengajar di tanah airnya sendiri. Tetapi jika dilihat dampak dan efeknya,
sangat membahayakan, bila generasi muda Papua yang berpendidikan tidak kembali
perhatikan PAUD.
Bayangkan bila PAUD di Papua ditangani militer seperti
sekarang. Bagi anak-anak, apa yang mereka lihat mereka perbuat langsung. Maka
pada dasarnya harus ditanamkan dengan sistem pendidikan yang ada agar anak usia
dini tidak terpengaruh oleh sistem militerisme.
***
Pendidikan dan militer memiliki sistem, tujuan dan fungsi
yang berbeda. Mereka berada di bawah satu payung besar yaitu negara. Ketika kita berbicara masalah organisasi, ada
Visi dan Misi. Mereka juga punya sistem yang berbeda. Pendidikan punya sitem
pendidikan sesuai perkembangan usia dan tingkatan pengetahuan. Juga dengan
sistim Militerisme.
Ketika militer menjadi guru, maka bisa jadi sitem militerlah
yang akan diterapkan dalam proses belajar mengajar, sementara pendidikan
anak-anak punya sistemnya sendiri. Militer berpotensi menjadikan anak Papua
menjadi sama wataknya dengan militer. Maka sudah sepantasnya, militer yang
menjadi guru di Papua harus ditolak, karena akan merusak pembentukan manusia
Papua melalui sistem pendidikan yang telah ada.
Kita harus tahu fungsi pendidikan dan militer. Militer bukan
untuk mengajar, melainkan untuk mengamankan negara. Begitu pun dengan sistem
pendidikan, bukan untuk mengamankan Negara, melainkan mendidik seorang anak
agar mampu dan memahami nilai-nilai pendidikan, agar menjadi garam dan terang
bagi sesamanya dalam dunia modern ini.
***
Harapan dan impian tak kunjung terealisasi melalui fakta
dalam hidupku, di atas tanah air Papua yang tercinta. Berbagai macam masalah
harus kutempuh dan kuperjuangkan. Entah itu masalah pendidikan, perekonomian,
kesehatan, dan masih ada banyak lagi.
Harapan kita ada pada anak muda Papua yang akan mengenyam
pendidikan dengan baik, melalui sistem pendidikan yang baik, yang diajar oleh
guru yang profesional, bukan oleh militer.
Pemerintah Papua melalui Dinas Pemuda dan Olah Raga baik itu
Provinsi, Kabupaten/kota dan Distrik harus menyekolahkan anak-anak Papua yang
masih menganggur dan tidak bersekolah di tanah air Papua.
Pemerintah juga beri beasiswai mahasiswa yang akan jadi
guru, agar mereka benar menjadi guru profesional, untuk kembali ke tanah Papua,
mengajar, mencerdaskan kehidupan orang Papua. Dengan semakin banyaknya guru
yang berkualitas, maka dominasi militer dalam dunia pendidikan, khususnya PAUD
di Papua akan semakin berkurang.
Dan itu akan jadi langkah maju untuk bangsa Papua.
Penulis adalah
mahasiswa Papua, kuliah di Yogyakarta.
Tulisan ini sudah perna di muat
pada media: http://majalahselangkah.com/content/-tolak-kehadiran-militer-dalam-paud-di-tanah-papua